Teroris di Sarang Murai Batu

Dalam beberapa hari terakhir ini, pasokan MB dari wilayah Aceh Besar ke kios-kios burung yang ada di Banda Aceh terhenti total.
Hal ini terjadi karena adanya pergerakan pasukan Brimob Polda NAD dan Densus 88 yang disebar ke kawasan habitat MB di wilayah Aceh Besar, dengan tujuan utama menghancurkan camp pelatihan teroris yang berafiliasi dengan kelompok dari Blok Jawa Tengah. (Hasil temuan Polda NAD).


Isu terakhir yang saya terima, beberapa anggota Brimob Polda NAD menjadi korban dalam baku tembak dengan kelompok teroris tersebut. Salah seorang rekan saya (Anggota Brimob dari Polda NAD) yang juga kebetulan seorang hobbies MB, sedikit mengalami luka ringan dalam kontak tembak yang dikatakan berlangsung selama 22 jam di kawasan Seulimum dan Lamteuba.

Kelompok teroris ini awalnya terdeksi sedang melakukan latihan jihad di kawasan Jalin, dekat Jantho Aceh Besar.
Setelah disisir oleh Tim Brimob Polda NAD, ternyata kelompok ini memiliki jaringan di hampir seluruh sarang MB yang ada di kawasan Aceh Besar, yang meliputi Jantho, Seulimum, Panca (salah satu lokasi transmigrasi di Aceh Besar yang sekarang kosong karena ditinggalkan semenjak masa konflik), Lamteuba, Lamtamot dan Cinta Alam (dekat dengan Sekolah Polisi Negara Polda NAD) dan pegunungan Seulawah.
Semua wilayah di atas adalah habitat MB dan menjadi wilayah kerja dari para pemikat di kawasan Aceh Besar.
Selama terjadi pengejaran terhadap para teroris, kawasan-kawasan tersebut menjadi daerah terlarang untuk dimasuki, termasuk oleh para pemikat MB.

Akibat dari masuknya para teroris ke sarang MB, pasokan MB dari wilayah Aceh Besar ke kios-kios burung yang ada di Banda Aceh menjadi terhenti.
Yang saya khawatirkan, MB-MB yang ada di kawasan Aceh Besar ini berkolaborasi dengan para teroris, hingga jadilah mereka MB-MB teroris yang bisa menggemparkan arena lomba burung berkicau di tanah air.